Puisi sedih Luka harga diri
Perkara menghargai dan dihargai memang sulit dipahami
Kekesalan yang memuncak menjadi pilu tersendiri
Mendengar duri tajam kalimat manusia sebetulnya biasa
Hanya rasa hati ingin mendendam tak bisa dihempas
Urat malu bahkan kiat melonggar
Hampir putus tersambar amarah
Perban sekian gulung mungkin tak mampu membalut luka
Tersisa rintihan kesakitan yang tak habis dimakan masa
Bukan gila hormat atau gila jabatan
Tapi harga diri masih perlu posisi
Saat kehormatan tak lagi jadi pedoman
Lantas untuk apa terus membela diri?
Habislah kesalahan terumbar-umbar
Tetap saja kami yang salah
Para pendengar tak berpandang luas
Bagi kalian si pemandang tak kasat mata
Perkara menghargai dan dihargai memang sulit dipahami
Kekesalan yang memuncak menjadi pilu tersendiri
Mendengar duri tajam kalimat manusia sebetulnya biasa
Hanya rasa hati ingin mendendam tak bisa dihempas
Urat malu bahkan kiat melonggar
Hampir putus tersambar amarah
Perban sekian gulung mungkin tak mampu membalut luka
Tersisa rintihan kesakitan yang tak habis dimakan masa
Bukan gila hormat atau gila jabatan
Tapi harga diri masih perlu posisi
Saat kehormatan tak lagi jadi pedoman
Lantas untuk apa terus membela diri?
Habislah kesalahan terumbar-umbar
Tetap saja kami yang salah
Para pendengar tak berpandang luas
Bagi kalian si pemandang tak kasat mata