Cerpen/Cerber -
Gue Sayang Lo, Ca Pake Banget
Hari pertama di Malang. Caca asik menghirup udara segar di villa mereka.
Villa mereka terdiri dari beberapa rumah kecil, dan dia bareng Amel dan
STANZA satu rumah.
'Jadi inget waktu outbound di bandung sama Kka' pikirnya. Dia masih menghirup udara tersebut. Masuk melalui hidung dan keluar dari mulut. Terlihat Cakka sedang asik dengan bola basketnya di luar sana. Hari ini free day, bebas kemana saja. Tapi nanti malam akan ada jurit malam.
Cewek itu memasuki kamar kakaknya, dan melihat cowok itu dengan stanza lain masih tidur pulas. Dia langsung keluar dan minta toa. Tibatiba........
"Adek lo udah ngikutin galak elo ye" komentar Sion saat sarapan.
"Ya elonya yang nyebelin! Gimana amel gak kesel? Udah tau masih ganti baju udah lo gedor2 kayak abis dikejer hantu!" Caca manyun.
"Tau Kak Sion! Sebel!" Amel manyun. Sion langsung mencubit kedua pipi cewek itu gemas. Membuat dia meronta-ronta. "Sakiiittt!!!". Caca hanya tertawa menatap mereka sambil mengaduk minumnya.
"Taman?" ajak Rohan kepada Caca. Yang disambut dengan anggukan dan senyuman cewek itu. Mereka ke taman Villa.
"Dingin. Gue jadi inget waktu dulu waktu outbound sama Kka. Pernah ke sini..kejar2an" Caca merengkuh dirinya sendiri dengan jaketnya. Masih jam 6 pagi.
"Dayat bilang, lupain aja semua masalah trus coba lo senyum dan nikmatin hidup" celetuk Rohan sambil menatap taman yang luas itu. Pikiran Caca melalang buana, di mana dia Cakka Obiet dan Shilla pernah main petak umpet di sebuah kebun teh, dan juga dirinya sendiri yang kaget melihat ulat sampai bersembunyi di belakang Cakka saking takutnya.
"Entah untuk yang ini gak bisa gue lupain, Han. Tapi lo make me feel better. Bukan kenapa-napa, gue jadi bisa mencoba seneng lagi" senyum Caca, sambil menatap mata Rohan di balik kacamata 'anak gaul'-nya.
'Lo nanya itu, Ca?! Lo gak sadar gue sayang banget sama elo? Aduh Ca plis gue gak bisa kasih tau elo di saat keadaan kayak gini!' pikiran Rohan berkecamuk. Apa yang harus dia bilang ke Caca? Jujur? Rohan antipati dengan jujur untuk menyatakan perasaan kalau cewek yang disuka terlihat tidak menaruh hati juga kepadanya.
"Eeenngg..gak ada kok" Rohan menggigit bibirnya, grogi. Caca hanya tersenyum jail, menunggu cowok itu menjawab.
"Shilla? Ify? Febby? Atau Gue? Ha...".
"Elo...". Caca berhenti tertawa, dan sekarang terkesiap mendengar pernyataan Rohan. Ntah dia harus mengambang di awan atau marah. Mengambang karena sepertinya dia juga menyukai Rohan, marah karena dia belum mau hatinya diisi siapapun sampai dia benar-benar melupakan Cakka.
"Are you sure, my bro?" Senyum Caca tipis. 'Sorry Ca...aduuhh' pikir Rohan, dan mengangguk seperti bersalah.
"Sorry, Ca. Gue tau, elo masih berusaha lupain Cakka. Gue ngerti. Gimana kalo kita sahabatan kayak dulu? Want it?" Rohan mengulurkan tangannya. Caca menatapnya dan terpaku di tempat. Dia merasa deja vu, bukan deja vu. Tapi dia pernah mengatakan hal yang sama kepada Cakka dulu.
"Iya. Kita sahabatan aja...dan gue gak bakal ngomongin Cakka lagi di depan lo, Han. I swear" Caca membentuk huruf V di tangannya.
***
"Rohan ama si Cuek mana?" Tanya Eldwin di depan Villa. Eldwin memang memberi julukan Si Cuek ke Caca, karena cewek itu benar-benar cuek.
"Di seneeeee!!!!!" Caca berteriak di depan pintu rumah villa mereka dan ngos-ngosan. Cewek itu lomba lari dengan Rohan dari taman Villa sampai rumah Villa mereka.
"Nah ini dia! Kemana aja lo berdua? Nih minum!" Eldwin melempar 2 botol aqua kepada Rohan dan Caca yang ngos-ngosan. "Pacaran ye?".
"Wah kak, jangan bilang pacaran. Si kacamata kece ngefly tuh wkwkwk" Caca tertawa. Rohan hanya menyenggol bahu Caca.
"Apa lagi nih! Tau deh tau deh yang seneng CacaLopers tambah satu hiyahahaha".
"Namanya gak alay! Emang elo! RohanLopersChayankRohanClaloeh!" Balas Caca. Rohan hanya manyun.
"Apaan sih berisik! Gak liat noh Sion ama Amel ngapain?" Dayat nongol dari taman belakang. Caca, Rohan, Eldwin, dan Raiga nyerbu taman Villa belakang. Melihat momen Sion nyanyi sambil main gitar di depan Amel yang asik mendengarkan. Caca dan Rohan liat-liatan. Eldwin dan Raiga tersenyum jail. 5 menit kemudian.....
"Lucky I'm in love with my brooottthhheeerrr~" Sion melongo menatap ke 5 sahabatnya bernyanyi dan bermain gitar menggoda.
"Heeh! Gak terima recehan! Bubar bubar!" Sahut Sion. "Ini lagi adek gue sesat banget! Pulang sono pulang!"
***
"Eeehh..kaliaaann" Febby memanggil anak-anak STANZA di dekat taman belakang Villa. "Gue cariin taunya di sini! Itu..ada Garden Party. Lo semua isi acaranya ya? Butiran Debu, Galau, Hingga Akhir Waktu, sama Diam Tanpa Kata doang kok".
"Hem....okeoke. Sekarang nih?" Dayat setuju. Febby mengangguk dan menarik Dayat ke belakang panggung.
"Yee-_- kakak gue diculik aja sama si eneng..yuk cabut" Caca mengikuti Febby.
Di depan panggung sudah ada anak-anak STANZAnia Malang yang datang. Salah seorang crew RohaNatic menyodorkan selembar kertas karton dan spidol pada Caca, dan salah satu crew Sionners menyerahkan hal yang sama kepada Amel. Kakak beradik itu menerimanya dengan muka cengo dan bingung.
"Tulisin aja kata2 buat Rohan dan Sion!" Sahut mereka. Caca dan Amel mengangguk.
"Inilah dia....STANZAAAAA!!!!!!" seru Shilla selaku MC Garden Party SMA Merah Putih kali ini. STANZAnia menjerit kencang. Rohan grogi. 'Caca mana sih? Aduuuhh...' pikirnya. Gimana bisa liat? Wong Caca lagi bikin poster buat Rohan.
Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi..., STANZA mulai. Rohan melihat penonton dengan cemas. Tiba-tiba......
"ROHAN MARTHIN SIMBOLOOONNN!!! SEMANGAT!!!! I LOVE YOU, ROHHHAAAAAANNN!!!" jerit seseorang. Cewek itu melambaikan karton yang bertulisakan: RohaNatic???? R O H A N! ♥
'Caca?' Rohan mengenali cewek itu sebagai sahabatnya sendiri. Kata2 pertama yang diteriakan Caca gak sebanding dengan 4 kata terakhir. Sion tersenyum ke arah adiknya.
"Kak Siooonn!!! Kyaaa!!!!! Aku di sini!!!!" Amel mengibarkan posternya sendiri. Sion tersenyum menatap cewek itu. 'Thanks dek' senyumnya.
"Ekhem ekhem! Test test! Yak! Kayaknya STANZA semangat banget nih eee haha" Shilla menggoda STANZA saat mereka selesai menyanyi 'Butiran Debu'.
"Apasih Shill" Sion manyun, dan melirik Amel yang masih menatap dirinya kagum.
"Hehe. Yaudah...STANZA duduk dulu deh! Oke! MC diganti oleh masternya! Caca hehe" Shilla memberikan mic ke Caca dan berbisik kalau habis ini giliran BLINK.
"Oke!!! BlinkStar mana suaranyaaaaa????" Jerit Caca semangat. Rohan yang melihat aksi cewek itu MC di atas panggung tersenyum.
"Sip! sekarang waktunya BLINK tampil nih!" Ujarnya. "Panggil BLINK yuk! B-L-I-N-K BLINK! Ini dia! BLINK dengan Sendiri Lagi!!!!" Caca berteriak dan turun dari panggung.
Tibatiba saja, Rohan memeluk Caca lembut.
"What ever you say, where ever your heart are go, I'm still love you" bisiknya pelan. "I just want you feel warm, save, and love".
"I know that. Thanks, Han" Caca tersenyum.
Setelah selesai berkomitmen (?), mereka balik ke tempat STANZA. Anak-anak lain yang melihat hal itu bukan melihat muka mereka, tapi tangan Rohan yang menggenggam erat tangan Caca.
"Jadian???" Sahut Sion. Dayat melongo. Langsung saja Rohan melepas genggamannya.
"Gak...." Caca menahan malu. Pipinya langsung memerah mendengar perkataan Sion.
"Peje!" Raiga menyodorkan tangannya.
"Hehe iya gue jadian ama Caca" Rohan nyengir. Caca melongo menatap cowok di sebelahnya dan menggebuk bahunya pelan.
"Apasih Rohaaannn!!! Bongkar aja kan" Caca manyun.
"Hehee" si cowok nyengir tanpa dosa.
"Hah??? Kakak gue jadian? Peje!" Sahut Amel. Caca mengeluarkan 5 ribu dari dompet birunya.
"Mabu ja ya" sahutnya nyengir. Amel melotot dan manyun. Caca tertawa.
***
"Caa..bangun" sahut Bu Riska mendapati anak tengahnya tertidur pulas.
"Apa, Ma?" Caca mengucek-ucek matanya.
"Rohan udah nunggu di bawah jemput kamu sekolah tuh!" Ucap Bu Riska. Caca kaget dan meloncat. Langsung mengambil handuk dan ke kamar mandi.
Di bawah, Rohan dan Dayat lagi ngobrol asik. Amel dan Sion taunya udah pergi daritadi.
"Ini kok kayak resepsi pernikahan sih" Caca bengong menatap kakak dan pacarnya sedang asik ngobrol.
"Hehe. Cabut yuk, Ca!" Rohan menarik Caca.
"Se.....patu, bloon!" Caca menunjuk kakinya yang baru dibungkus kaus kaki, belum sepatu. Rohan hanya nyengir.
Di sekolah, anak-anak kaget melihat seorang cewek yang familiar keluar dari mobil Rohan.
"Itu Caca kan? Anak XI-IPA-3 yang ketua cheers itu?" Sahut seorang cewek.
"Maigosh! Dia pacaran ama Rohan? Maigat maigat!!" Yang lain berseru kencang.
Seorang cowok melihat hal itu dengan lesu. 'Gue sayang lo, Ca! Pake banget! Kenapa lo milih Rohan dibanding gue?'.
'Jadi inget waktu outbound di bandung sama Kka' pikirnya. Dia masih menghirup udara tersebut. Masuk melalui hidung dan keluar dari mulut. Terlihat Cakka sedang asik dengan bola basketnya di luar sana. Hari ini free day, bebas kemana saja. Tapi nanti malam akan ada jurit malam.
Cewek itu memasuki kamar kakaknya, dan melihat cowok itu dengan stanza lain masih tidur pulas. Dia langsung keluar dan minta toa. Tibatiba........
"WOOOYYY!!!! ADA TAYLOR SWIFT DI LOOOAAAARRRR!!!!!" Jeritnya dengan toa tersebut. Alhasil? STANZA meloncat!
"Mana2?" Sahut Eldwin. Raiga mengucek-ucek matanya. Rohan menguap. Sion menggaruk-garuk kepalanya. Dayat celingukan.
"Dihatimu! Udah pagi! Mandi sono!" Gertak Caca kayak mandor. STANZA langsung ambil handuk dan mandi jamaah (?).
"Meeelll!!! Cepetan! Gua mau mandi!" Sion menggedor-gedor pintu kamar mandi. Amel, yang di dalam, hanya diam.
"DIEM!" sahutnya. E buset! Ama pacar sendiri galak, Caca kaget. Dia menatap ngeri adiknya yang keluar kamar mandi sambil mendelik ke arah cowok itu. Sion dan Raiga masuk.
"Jan galak ama cowok lu, Mel!" Ujar Caca.
"Nah? Udh tau aku masih ganti baju udah digedor-gedor! Sebel!" Amel berkata sadis. 'Serah elo dek' pikir Caca pasrah.
***
"Adek lo udah ngikutin galak elo ye" komentar Sion saat sarapan.
"Ya elonya yang nyebelin! Gimana amel gak kesel? Udah tau masih ganti baju udah lo gedor2 kayak abis dikejer hantu!" Caca manyun.
"Tau Kak Sion! Sebel!" Amel manyun. Sion langsung mencubit kedua pipi cewek itu gemas. Membuat dia meronta-ronta. "Sakiiittt!!!". Caca hanya tertawa menatap mereka sambil mengaduk minumnya.
"Taman?" ajak Rohan kepada Caca. Yang disambut dengan anggukan dan senyuman cewek itu. Mereka ke taman Villa.
"Dingin. Gue jadi inget waktu dulu waktu outbound sama Kka. Pernah ke sini..kejar2an" Caca merengkuh dirinya sendiri dengan jaketnya. Masih jam 6 pagi.
"Dayat bilang, lupain aja semua masalah trus coba lo senyum dan nikmatin hidup" celetuk Rohan sambil menatap taman yang luas itu. Pikiran Caca melalang buana, di mana dia Cakka Obiet dan Shilla pernah main petak umpet di sebuah kebun teh, dan juga dirinya sendiri yang kaget melihat ulat sampai bersembunyi di belakang Cakka saking takutnya.
"Entah untuk yang ini gak bisa gue lupain, Han. Tapi lo make me feel better. Bukan kenapa-napa, gue jadi bisa mencoba seneng lagi" senyum Caca, sambil menatap mata Rohan di balik kacamata 'anak gaul'-nya.
"Hahaha. Thanks for that!" Rohan tersenyum. 'Kalo Cakka layaknya hantu yang terus2an gentayangin elo, gue rela untuk musnahin hantu itu'.
"Eh Rohan..." Panggil Caca dalam keheningan.
"Yaps?" Rohan menoleh.
"Lo suka siapa sih?" Tanya Caca. "Perasaan lo blom pernah curhat sama gue. Kata Day lo naksir anak sekolah kita".
'Lo nanya itu, Ca?! Lo gak sadar gue sayang banget sama elo? Aduh Ca plis gue gak bisa kasih tau elo di saat keadaan kayak gini!' pikiran Rohan berkecamuk. Apa yang harus dia bilang ke Caca? Jujur? Rohan antipati dengan jujur untuk menyatakan perasaan kalau cewek yang disuka terlihat tidak menaruh hati juga kepadanya.
"Eeenngg..gak ada kok" Rohan menggigit bibirnya, grogi. Caca hanya tersenyum jail, menunggu cowok itu menjawab.
"Shilla? Ify? Febby? Atau Gue? Ha...".
"Elo...". Caca berhenti tertawa, dan sekarang terkesiap mendengar pernyataan Rohan. Ntah dia harus mengambang di awan atau marah. Mengambang karena sepertinya dia juga menyukai Rohan, marah karena dia belum mau hatinya diisi siapapun sampai dia benar-benar melupakan Cakka.
"Are you sure, my bro?" Senyum Caca tipis. 'Sorry Ca...aduuhh' pikir Rohan, dan mengangguk seperti bersalah.
"Sorry, Ca. Gue tau, elo masih berusaha lupain Cakka. Gue ngerti. Gimana kalo kita sahabatan kayak dulu? Want it?" Rohan mengulurkan tangannya. Caca menatapnya dan terpaku di tempat. Dia merasa deja vu, bukan deja vu. Tapi dia pernah mengatakan hal yang sama kepada Cakka dulu.
"Iya. Kita sahabatan aja...dan gue gak bakal ngomongin Cakka lagi di depan lo, Han. I swear" Caca membentuk huruf V di tangannya.
***
"Rohan ama si Cuek mana?" Tanya Eldwin di depan Villa. Eldwin memang memberi julukan Si Cuek ke Caca, karena cewek itu benar-benar cuek.
"Di seneeeee!!!!!" Caca berteriak di depan pintu rumah villa mereka dan ngos-ngosan. Cewek itu lomba lari dengan Rohan dari taman Villa sampai rumah Villa mereka.
"Nah ini dia! Kemana aja lo berdua? Nih minum!" Eldwin melempar 2 botol aqua kepada Rohan dan Caca yang ngos-ngosan. "Pacaran ye?".
"Wah kak, jangan bilang pacaran. Si kacamata kece ngefly tuh wkwkwk" Caca tertawa. Rohan hanya menyenggol bahu Caca.
"Apa lagi nih! Tau deh tau deh yang seneng CacaLopers tambah satu hiyahahaha".
"Namanya gak alay! Emang elo! RohanLopersChayankRohanClaloeh!" Balas Caca. Rohan hanya manyun.
"Apaan sih berisik! Gak liat noh Sion ama Amel ngapain?" Dayat nongol dari taman belakang. Caca, Rohan, Eldwin, dan Raiga nyerbu taman Villa belakang. Melihat momen Sion nyanyi sambil main gitar di depan Amel yang asik mendengarkan. Caca dan Rohan liat-liatan. Eldwin dan Raiga tersenyum jail. 5 menit kemudian.....
"Lucky I'm in love with my brooottthhheeerrr~" Sion melongo menatap ke 5 sahabatnya bernyanyi dan bermain gitar menggoda.
"Heeh! Gak terima recehan! Bubar bubar!" Sahut Sion. "Ini lagi adek gue sesat banget! Pulang sono pulang!"
***
"Eeehh..kaliaaann" Febby memanggil anak-anak STANZA di dekat taman belakang Villa. "Gue cariin taunya di sini! Itu..ada Garden Party. Lo semua isi acaranya ya? Butiran Debu, Galau, Hingga Akhir Waktu, sama Diam Tanpa Kata doang kok".
"Hem....okeoke. Sekarang nih?" Dayat setuju. Febby mengangguk dan menarik Dayat ke belakang panggung.
"Yee-_- kakak gue diculik aja sama si eneng..yuk cabut" Caca mengikuti Febby.
Di depan panggung sudah ada anak-anak STANZAnia Malang yang datang. Salah seorang crew RohaNatic menyodorkan selembar kertas karton dan spidol pada Caca, dan salah satu crew Sionners menyerahkan hal yang sama kepada Amel. Kakak beradik itu menerimanya dengan muka cengo dan bingung.
"Tulisin aja kata2 buat Rohan dan Sion!" Sahut mereka. Caca dan Amel mengangguk.
"Inilah dia....STANZAAAAA!!!!!!" seru Shilla selaku MC Garden Party SMA Merah Putih kali ini. STANZAnia menjerit kencang. Rohan grogi. 'Caca mana sih? Aduuuhh...' pikirnya. Gimana bisa liat? Wong Caca lagi bikin poster buat Rohan.
Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi..., STANZA mulai. Rohan melihat penonton dengan cemas. Tiba-tiba......
"ROHAN MARTHIN SIMBOLOOONNN!!! SEMANGAT!!!! I LOVE YOU, ROHHHAAAAAANNN!!!" jerit seseorang. Cewek itu melambaikan karton yang bertulisakan: RohaNatic???? R O H A N! ♥
'Caca?' Rohan mengenali cewek itu sebagai sahabatnya sendiri. Kata2 pertama yang diteriakan Caca gak sebanding dengan 4 kata terakhir. Sion tersenyum ke arah adiknya.
"Kak Siooonn!!! Kyaaa!!!!! Aku di sini!!!!" Amel mengibarkan posternya sendiri. Sion tersenyum menatap cewek itu. 'Thanks dek' senyumnya.
"Ekhem ekhem! Test test! Yak! Kayaknya STANZA semangat banget nih eee haha" Shilla menggoda STANZA saat mereka selesai menyanyi 'Butiran Debu'.
"Apasih Shill" Sion manyun, dan melirik Amel yang masih menatap dirinya kagum.
"Hehe. Yaudah...STANZA duduk dulu deh! Oke! MC diganti oleh masternya! Caca hehe" Shilla memberikan mic ke Caca dan berbisik kalau habis ini giliran BLINK.
"Oke!!! BlinkStar mana suaranyaaaaa????" Jerit Caca semangat. Rohan yang melihat aksi cewek itu MC di atas panggung tersenyum.
"Sip! sekarang waktunya BLINK tampil nih!" Ujarnya. "Panggil BLINK yuk! B-L-I-N-K BLINK! Ini dia! BLINK dengan Sendiri Lagi!!!!" Caca berteriak dan turun dari panggung.
"Han..." Panggilnya pada Rohan. Rohan menoleh. "Lo keren!".
"Eh? Makasih, Ca hehe" cengir Rohan. Tiba-tiba, dia ditarik Caca ke belakang panggung.
"Han...gue mau jujur" Caca menunduk. Rohan hanya tersenyum.
"Apa?" senyumnya.
"Gue baru ngerti perasaan gue sekarang...kalo...." Caca gugup.
"Apaan sih, Ca?" Sahut Rohan sambil tetap tersenyum.
"Kalo...gue juga sayang sama lo....ngelebihin sahabat" tuturnya pelan tapi pasti.
"Lo serius? Gak..boong?" Tanya Rohan gak percaya.
"Aku...gak boong. Aku...bener2 sayang sama kamu, Han" serunya. "Aku rasa kamu cuman sahabat aku. Aku rasa semua perasaan masih ngestuck ke cakka, taunya gak".
Tibatiba saja, Rohan memeluk Caca lembut.
"What ever you say, where ever your heart are go, I'm still love you" bisiknya pelan. "I just want you feel warm, save, and love".
"I know that. Thanks, Han" Caca tersenyum.
Setelah selesai berkomitmen (?), mereka balik ke tempat STANZA. Anak-anak lain yang melihat hal itu bukan melihat muka mereka, tapi tangan Rohan yang menggenggam erat tangan Caca.
"Jadian???" Sahut Sion. Dayat melongo. Langsung saja Rohan melepas genggamannya.
"Gak...." Caca menahan malu. Pipinya langsung memerah mendengar perkataan Sion.
"Peje!" Raiga menyodorkan tangannya.
"Hehe iya gue jadian ama Caca" Rohan nyengir. Caca melongo menatap cowok di sebelahnya dan menggebuk bahunya pelan.
"Apasih Rohaaannn!!! Bongkar aja kan" Caca manyun.
"Hehee" si cowok nyengir tanpa dosa.
"Hah??? Kakak gue jadian? Peje!" Sahut Amel. Caca mengeluarkan 5 ribu dari dompet birunya.
"Mabu ja ya" sahutnya nyengir. Amel melotot dan manyun. Caca tertawa.
***
Setelah selesai berlibur di Malang, mereka sekolah seperti biasa. Di rumah, Caca menceritakan kalau dia baru saja 'jadian' dengan penyandang gelar 'Si Kacamata Kece Inceran Cewek Merah Putih' a.k.a Rohan kepada ibunya.
"Wah! Jadi anak Mama udah pacaran ya sekarang? Kalo putra kebanggaan mama gimana?" Bu Riska melihat ke arah Dayat yang mojok sambil main HP dengan muka ngenes atau tampang 'kenapa-gue-doang-yang-jomblo-di-keluarga-gue'.
"Zahraaa!!!!!" Dayat berteriak, membuat ke 2 adiknya tertawa tawa kecil.
"Ciyedeeeehhh!! Gak berani nembak cewek! Katanya STANZA!" Goda Caca.
"Eh Simbolon Junior! Mingkem lo!" Galak Dayat. Caca tertawa.
"Udah udah...." Bu Riska menenangkan ke3 anak-anaknya yang beranjak dewasa. "Tidur gih! Udah malem..besok sekolah kan?".
"Caca ama Amel sih maunya cepet cepet tidur...gue mau melek aje! Galau di kamar!" Dayat ngeloyor ke kamar dengan lemas.
"Hujan turuuunn..hujan turuuuunnn~" koor adik adiknya.
***
"Caa..bangun" sahut Bu Riska mendapati anak tengahnya tertidur pulas.
"Apa, Ma?" Caca mengucek-ucek matanya.
"Rohan udah nunggu di bawah jemput kamu sekolah tuh!" Ucap Bu Riska. Caca kaget dan meloncat. Langsung mengambil handuk dan ke kamar mandi.
Di bawah, Rohan dan Dayat lagi ngobrol asik. Amel dan Sion taunya udah pergi daritadi.
"Ini kok kayak resepsi pernikahan sih" Caca bengong menatap kakak dan pacarnya sedang asik ngobrol.
"Hehe. Cabut yuk, Ca!" Rohan menarik Caca.
"Se.....patu, bloon!" Caca menunjuk kakinya yang baru dibungkus kaus kaki, belum sepatu. Rohan hanya nyengir.
"Eh tante" sahut Rohan sambil menyium punggung tangan Bu Riska.
"Iya. Mau anter Caca ke sekolah?" Senyum Bu Riska.
"Iya. Boleh kan, tant?" Izin Rohan.
"Jangan ma! Sampe aku gebet Zahra!" Celetuk Dayat.
"Celeketep!" Sahut Caca. "Oke deh! Aku cabut bye, Mah!".
"Dah sayang..hati-hati ya" Bu Riska melambai ke arah mobil yang dikendarai Rohan.
Di sekolah, anak-anak kaget melihat seorang cewek yang familiar keluar dari mobil Rohan.
"Itu Caca kan? Anak XI-IPA-3 yang ketua cheers itu?" Sahut seorang cewek.
"Maigosh! Dia pacaran ama Rohan? Maigat maigat!!" Yang lain berseru kencang.
Seorang cowok melihat hal itu dengan lesu. 'Gue sayang lo, Ca! Pake banget! Kenapa lo milih Rohan dibanding gue?'.